HomeSerba-Serbi RamadhanBagaimana Cara Menyambut Bulan Ramadhan?

Bagaimana Cara Menyambut Bulan Ramadhan?

Bulan Ramadhan yang penuh berkah merupakan tamu istimewa bagi hatinya orang-orang yang beriman (dan kedudukannya) sangat mulia di dalam jiwa-jiwa mereka. Mereka saling mengabarkan berita gembira ini dan saling mengucapkan selamat satu sama lain tentang kedatangannya. Semuanya pun berharap agar (kabar kedatangan) tamu agung ini disampaikan dan (pada akhirnya) semua orang akan memperoleh kebaikan serta keberkahan yang ada di dalamnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan sifat khusus pada bulan ini dengan keistimewaan dan kemuliaan yang begitu agung, dan jalan menuju kebaikan (di bulan Ramadhan) begitu banyak yang mana semua itu tidak dijumpai di bulan-bulan yang lainnya. Bahkan dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan yang mulia ini. Beliau juga menjelaskan kepada mereka tentang keistimewaan, keutamaan serta kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya.

Bersemangat Menyambut Bulan Ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam juga senantiasa menganjurkan kepada mereka untuk semangat dan bersungguh-sungguh di dalamnya dengan melakukan ketaatan kepada Allah serta melakukan hal-hal apa saja yang diridhai olehNya dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya.

Telah disebutkan di dalam Musnad Imam Ahmad rahimahullah dengan sanad yang baik dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya beliau berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Bulan Ramadhan telah datang kepada kalian, di dalam bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu”.”

Di dalam kitab Sunan at-Tirmidzi dan yang lainnya juga disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada permulaan malam di malam-malam bulan Ramadhan, dibelenggulah setan-setan, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibukalah pintu-pintu surga. Dan di setiap malam dari malam-malamnya, akan ada seseorang yang menyeru (kepada yang lainnya): “Wahai orang yang mengharapkan kebaikan bersegeralah dan wahai orang yang mengharapkan keburukan berhentilah!. Karena sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membebaskan hamba-hambaNya dari api neraka, dan itu akan terjadi di setiap malam dari malam-malamnya (bulan Ramadhan)”.”

Keutamaan Bulan Ramadhan

Hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan keagungan bulan yang mulia ini pun sangatlah banyak dan tak terhitung jumlahnya. Dan kita harus menyambutnya dengan gembira dan suka cita seiring datangnya bulan yang mulia ini dan juga bahagia dengan kebaikan-kebaikan yang melimpah serta keistimewaan yang begitu besar dan banyak yang ada di dalamnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.” (QS. Yunus [10]: 58)

Sesungguhnya merasa bahagia dengan kedatangan bulan Ramadhan ini dengan mengetahui keutamaan dan kedudukannya merupakan salah satu hal yang bisa membantu kita untuk semangat dan bersungguh-sungguh (dalam beribadah) di dalamnya. Karena tidaklah kebanyakan orang itu menyia-nyiakan amalan ketaatan dan penyerahan dirinya kepada Allah di dalam bulan yang mulia ini melainkan disebabkan oleh kebodohan mereka tentang nilai dan kedudukan bulan ini (di sisi Allah). Jika saja seorang setiap muslim itu mengetahui (keutamaan dan kedudukan) bulan ini dengan sebenar-benarnya, maka dia akan mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya (untuk menyambutnya). Dia pun akan mencurahkan segenap tenaga, semangat dan kesungguhannya di jalan Allah dalam rangka meraih dan menjalankan ketaatan serta ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentunya dengan cara yang telah diridhai olehNya.

Cara Menyambut Bulan Ramadhan

Pertanyaan yang senantiasa terlintas di dalam diri seorang muslim pada saat bulan Ramadhan datang adalah, Bagaimana cara kita menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini? Bagaimana kita mempersiapkan diri di musim agung dan di bulan yang penuh berkah ini?

Persiapan Diri yang Matang

Bentuk penyambutan (yang benar) pada bulan agung ini bukanlah dengan tukar menukar seikat bunga, bukan juga dengan melagukan nasyid-nasyid dan nyanyian-nyanyian serta ungakapan selamat yang tidak bermanfaat, dan bukan juga dengan mengumpulkan berbagai macam makanan dan minuman. Namun bentuk penyambutan (yang benar) pada bulan yang mulia ini adalah dengan persiapan diri yang matang untuk melaksanakan ketaatan dan persiapan diri untuk beribadah serta menghadap Allah dengan jujur dan bertaubat kepadaNya dari semua dosa dengan sebenar-benarnya taubat.

Memperbanyak Taubat

Musim bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan kesempatan untuk bertaubat dari segala dosa-dosa. Karena sungguh barangsiapa yang benar-benar memperhatikan kondisi dirinya (dan ini berlaku pada kita semua), maka tentu dia akan menjumpai bahwa selama ini dia begitu lemah di sisi Allah dan begitu sering melampaui batas (ketetapan-ketetapan) Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap anak Adam itu pernah berbuat dosa, dan sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah mereka yang mau bertaubat.”

Dosa-dosa kita begitu banyak dan kita terlalu lemah (untuk menanggungnya), dan di hadapan kita ada musim agung untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila jiwa-jiwa dan hati-hati kita belum tergerak untuk bertaubat kepada Allah dan untuk menyesali segala perbuatan dosa di bulan yang mulia dan penuh keberkahan ini, maka kapan lagi hati dan jiwa kita akan tergerak?. Maka dari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di dalam hadits yang shahih:

رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ انْسَلَخَ عَنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seseorang yang menjumpai bulan Ramadhan kemudian bulan Ramadhan pergi darinya dan dia belum diampuni (dosa-dosanya).”

Berdoa agar Dipermudah untuk Melaksanakan Ketaatan di Dalamnya

Hal itu dikarenakan bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk bertaubat, hati-hati (orang-orang yang beriman) pun tergerak untuk bertaubat kepada Allah dan kembali kepadaNya serta menuju kepada ketaatan kepadaNya di bulan ini. Dan salah satu bentuk penyambutan terhadap bulan ini adalah dengan doa yang tulus, menjaga hubungan yang baik dengan Allah dan berlindung sepenuhnya kepadaNya. Seorang hamba juga harus senantiasa meminta pertolongan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah di bulan yang penuh kemuliaan ini. Karena seorang hamba tidaklah akan sanggup melaksanakan ketaatan dan ibadah yang benar serta menyempurnakan ibadahnya tersebut dengan sepenuhnya, kecuali jika Allah menolongnya.

Tanpa pertolongan Allah maka kita tidak akan bisa mendapatkan hidayah, tidak akan bisa berpuasa dan juga tidak akan bisa melaksanakan shalat. Maka dari itu, wajib bagi orang-orang yang beriman untuk menghadap kepada Allah Ta’ala dengan memohon, memelas, mengharap dan merendahkan diri untuk meraih kasih sayangNya serta meminta keluasan ampunan dariNya. Mereka juga harus meminta kepada Allah agar mempermudah mereka untuk menjalankan puasa Ramadhan dan menolong mereka dalam mendirikan (shalat tarawih) di dalamnya, serta berharap agar menuliskan kebaikan dan keberkahan untuk mereka selama bulan Ramadhan. Dan juga meminta agar menjadikan mereka termasuk hamba-hambaNya yang dibebaskan dari api neraka. Tidak ada daya dan kekuatan selain milik Allah yang Maha Tinggi serta Maha Agung, apa-apa yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi dan apa-apa yang tidak dikehendakinya tidak akan pernah terjadi.

Menghayati Hakikat dan Keutamaan Bulan Ramadhan dengan Baik

Dan salah satu bentuk penyambutan terhadap bulan Ramadhan adalah seorang muslim mencermati sifat-sifat khusus yang ada di bulan ini dan juga keistimewaan-keistimewaan, keutamaan-keutamaan serta keberkahan-keberkahan yang ada di dalamnya untuk lebih mengetahui hakikat dan kedudukan bulan mulia ini. Selain itu juga agar ia lebih mengetahui apa saja yang selayaknya ia lakukan di bulan ini, baik itu yang berupa ibadah puasa maupun shalatnya. Dia juga harus lebih merenungi faidah dan manfaat berpuasa dengan belajar bersungguh-sungguh dan merenungi keutamaan shalat qiyam ramadhan (tarawih) beserta pahala-pahala yang begitu banyak yang telah Allah siapkan bagi mereka yang mau menjalankannya.

Dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim telah disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala, maka dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Berjihad Melawan Hawa Nafsu

Salah satu bentuk penyambutan terhadap bulan Ramadhan mubarak adalah seseorang berjihad untuk melawan hawa nafsunya dengan memperbaiki hatinya dan senantiasa bertanya apakah masih ada di dalamnya sifat dengki, kebencian, iri hati, dendam dan sifat tercela lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ

“Puasa satu bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari di setiap bulan akan menghilangkan kedengkian yang ada di dalam dada.”

Sesungguhnya di dalam dada itu ada rasa dendam, dengki dan juga kebencian, apabila datang musim yang penuh berkah ini, maka saat itulah kesempatan yang sangat tepat untuk mengusir sifat-sifat tersebut dari dalam hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling memata-matai, saling bermusuhan dan janganlah sebagian kamu menjual (berakad)terhdap (akad) yang lainnya dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

Mensucikan Jiwa

Masuknya bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang penuh berkah untuk mensucikan jiwa dan memurnikan hati. Dan juga kesempatan untuk bersepakat dalam ketaatan kepada Allah, dimana seluruh kaum muslimin bersama-sama menghadap kepada Allah dalam keadaan taat menerima perintah baik dalam hal ibadah maupun ketaatan, serta menjauhi segala hal yang dimurkai dan dilarang olehNya.

Kita meminta kepada Allah agar Allah menolong kita semua untuk bisa berpuasa dan menegakkan shalat tarawih di bulan yang penuh berkah ini. Kita juga meminta agar Allah memperbaiki hubungan persaudaraan di atara kita, menyatukan hati-hati kita, senantiasa memberi petunjuk kepada kita ke jalan keselamatan, mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya dan menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang bertakwa yang tidak ada takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

Diterjemahkan secara bebas dari artikel yang berjudul Kaiyfa Nastaqbilu Syahra Ramadhan, oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr, sumber: www.al-badr.net


Cilacap, Jum’at 27 Sya’ban 1434 H/ 05 Juli 2013.
Penerjemah: Mu’adz Mukhadasin
www.muadz.com

2 comments

  1. Marhaban Ya Ramadhan.Semoga Ramadhan tahun ini bisa kita jalani dengan sebaik-baiknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Doa Berbuka Puasa - MuadzDotCom - Sahabat Belajar Islam

Doa Berbuka Puasa

Berkaitan dengan doa berbuka puasa, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, yang mana beliau mengatakan bahwa, dahulu ketika berbuka puasa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ "Dzahabadzh dzhama'u wabtalatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah" [Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah, serta pahala akan tetap (diperoleh) insya Allah] (HR. Abu Dawud 2/306, dan juga yang lainnya, silakan lihat Shahih al-Jami' 4/209) Itulah doa buka puasa yang benar dan shahih, yang sesuai dengan contoh dari Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun doa berbuka puasa yang berasal dari hadits yang dha'if (lemah) maka hendaknya diinggalkan, walaupun doa tersebut masyhur dan populer di kalangan masyarakat.