Nasab Beliau
Nama beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay bin Ghalib al-Qurasyi At-Tamimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya yang bernama Murrah bin Ka’ab. Ayahnya bernama Abu Quhafah, Utsman bin Amir bin Amr. Sedangkan ibunya bernama Ummul Khair, Salma binti Shakhr bin Amir. Nama kunyah beliau adalah Abu Bakar, beliau dilahirkan dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah.
Beliau merupakan orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki, kemudian ayah, ibu, istri, dan anak-anaknya pun masuk Islam. Semoga Allah meridhai mereka semua.
Aqidah Ahlussunnah terhadap Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu
Seorang Muslim harus mempunyai keyakinan yang kuat dan ia tidak boleh ragu sedikit pun bahwasanya sebaik-baik manusia setelah para Nabi dan Rasul adalah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, dan beliau ini manusia terbaik dari umat ini setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Begitu banyak dalil, baik itu dari al-Quran, as-Sunnah, dan ijma’ kaum Muslimin, yang menunjukkan bahwa sahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu merupakan manusia terbaik umat ini setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang mempunyai keyakinan sebaliknya, maka ia merupakan orang yang sesat, buruk, dan zindiq.
Dalil dari Al-Quran tentang Keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah), sedang dia, salah seorang dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, “Janganlah kamu berduka-cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keteranganNya kepada (Muhammad).” (QS at-Taubah [9]: 40)
Kaum Muslimin dan para ulama Ahlussunnah seluruhnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan “teman” di dalam ayat tersebut adalah sahabat yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “salah seorang dari dua orang” itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, yang mana saat itu mereka berdua (Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) lari dari kota Mekah, dan berlindung di dalam Gua Tsur yang letaknya cukup jauh dari Mekah. Mereka berdua pun tinggal di dalam gua tersebut agar selamat dari pencarian (orang-orang kafir). Mereka berdua pada saat itu benar-benar dalam keadaan yang sangat sulit, karena musuh-musuh yang mencari dan ingin membunuh mereka berdua telah tersebar di mana-mana, di segala penjuru tempat. (Lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, ad-Dar al-‘Alamiyyah, halaman 450.)
Ayat di atas dengan jelas menunjukkan keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Hal itu karena Allah menjadikannya teman bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliaulah orang pertama yang mempercayai dan mengimani kebenaran yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat kebanyakan orang mendustakannya.
2. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS az-Zumar [39]: 33)
Ibnu Jarir rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: “Orang yang membawa kebenaran” adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan yang dimaksud dengan firmanNya: “dan yang membenarkannya” adalah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. (Lihat Jami’ al-Bayan [3/34].)
Dalil dari as-Sunnah tentang Keutamaan Abu Bakar radhiyallahu anhu
1. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا مِنْ أُمَّتِي لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ
“Dan sekiranya aku diperbolehkan mengambil kekasih dari umatku, maka sungguh aku akan menjadikan Abu Bakar (sebagai kekasih).” (HR al-Bukhari)
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh sahabat Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu:
أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: عَائِشَةُ. قُلْتُ: مِنْ الرِّجَالِ؟ قَالَ: أَبُوهَا
“”Siapakah orang yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “‘Aisyah.” Saya (Amru bin Ash) berkata, “Yang dari kalangan laki-laki?” Beliau pun menjawab, “Ayahnya (yaitu Abu Bakar).”” (HR al-Bukhari dan Muslim)
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ
“Abu Bakar masuk surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, dan Ali masuk surga.” (HR Ibnu Hibban, at-Tirmidzi, dan yang lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani.)
Perkataan Para Ulama tentang Keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu
1. Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
مَا اخْتَلَفَ أَحَدٌ مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ فِي تَفْضِيْلِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَتَقْدِيْمِهُمَا عَلَى جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ
“Tidak ada perbedaan pendapat di antara para sahabat dan para tabi’in dalam pengutamaan Abu Bakar dan ‘Umar, serta mendahulukannya dari seluruh sahabat.” (Kitab al-I’tiqad, Imam al-Baihaqi, halaman 192)
2. Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
اِتَّفَقَ أَهْلُ السُّنَّةِ عَلَى أَنَّ أَفْضَلِهِمْ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ
“Ahlussunnah seluruhnya telah sepakat bahwasanya yang terbaik di antara mereka adalah Abu Bakar, kemudian ‘Umar.” (Syarh an-Nawawi ‘ala Shahih Muslim [15/148])
3. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:
خَيْرُ الْأُمَّةِ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ بَعْدَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُثْمَانُ بَعْدَ عُمَرَ، وَعَلِيٌّ بَعْدَ عُثْمَانَ … وَهُمْ خَلَفَاءُ رَاشِدُوْنَ مَهْدِيُّوْنَ.
“Sebaik-baiknya umat setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar, Umar terbaik setelah Abu Bakar, Utsman terbaik setelah Umar, dan Ali terbaik setelah ‘Utsman. … Dan mereka semua merupakan Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk.” (Thabaqat al-Hanabilah [1/30])
Itulah beberapa dalil yang menunjukkan dengan jelas tentang keutamaan sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Masih banyak dalil-dalil yang lainnya, baik yang berasal dari al-Quran, as-Sunnah, maupun perkataan para ulama yang menunjukkan tentang keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Dalil-dalil tersebut merupakan bantahan yang telak bagi kelompok sesat Syiah yang sangat gemar mencela bahkan mengkafirkan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Na’udzubillahi min dzalik, semoga Allah menjauhkan diri, keluarga, teman, serta orang-orang terdekat kita dari pemahaman kelompok-kelompok sesat. Aamiin.
Referensi:
– Kitab ash-Shahabah, karya Syaikh Shalih bin Thaha ‘Abdul Wahid
– Taisir al-Karim Ar-Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
Oleh: Muadz Mukhadasin
Artikel: www.muadz.com
Artikel ini juga dimuat di dalam Buletin Al-Ilmu edisi 20, yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Imam Syafi’i, Berau, Kalimantan Timur.
One comment
Pingback: Keutamaan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu - Muadz.com