Salah satu dampak dari perbuatan dosa dam maksiat adalah terhalanginya seseorang dari ilmu agama, bahkan ia juga akan diharamkan untuk memperoleh manfaat dari ilmunya tersebut. Hal itu karena Ilmu merupakan cahaya yang Allah Ta’ala tanamkan di dalam hati manusia, sedangkan dosa dan kemaksiatan itu akan memadamkan cahaya tersebut.
Lihatlah betapa banyak ilmu-ilmu yang telah kita pelajari, namun kemudian lenyap begitu saja ke dalam lembah kegelapan karena disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Betapa banyak orang yang awalnya hafal ayat-ayat al-Quran lalu kemudian dilupakan dari hafalannya tersebut karena hatinya lebih mencintai (bergantung kepada) kemaksiatan.
Betapa banyak orang yang semangat di dalam berdakwah kepada Allah, namun dia dijauhkan dari barokah dakwahnya tersebut disebabkan karena dosa-dosa yang ia lakukan.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengeluhkan tentang jeleknya hafalan yang beliau miliki kepada gurunya yang bernama Waqi’ rahimahullah, beliau berkata:
شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِي
فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي
وَأَخْبَرَنِيْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ
وَنُوْرُ اللهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
Aku mengeluhkan jeleknya hafalanku kepada Waqi’
Maka beliaupun menganjurkan kepadaku untuk meninggalkan kemaksiatan
Beliau juga mengabarkan kepadaku bahwasanya ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada pelaku kemaksiatan
Syaikhul Islam Ibnu Taiymiyyah rahimahullah berkata:
“Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan balasan yang setimpal untuk manusia yang gemar melakukan dosa dengan dicabutnya hidayah dan ilmu yang bermanfaat (dari dirinya).” (Majmu’ al-Fatawa [14/152])
Dan lihatlah tatkala suatu penduduk negeri yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena sebab ketakwaan mereka kepadaNya dan jauhnya mereka dari perbuatan dosa, maka orang-orang yang datang setelah mereka pun akan ikut menuai ilmu dan juga senantiasa diliputi kebenaran dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adh-Dhahak bin Muzahim rahimahullah mengatakan bahwa tidaklah seseorang itu belajar al-Quran kemudian ia melupakannya, melainkan disebabkan karena dosa yang ia lakukan. Hal itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura [42]: 30)
Beliau juga menegaskan bahwa melupakan al-Quran itu merupakan musibah yang paling besar di antara musibah-musibah yang lainnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam “az-Zuhd” no. 85, dan Syaikh Abu Ishak al-Huwaiyni mengatakan bahwa sanadnya shahih, baca keterangan beliau mengenai hal ini di kitab “Fadhail al-Quran” karya Imam Ibnu Katsir rahimahullah halaman 222).
(Sumber: Kitab Atsaru adz-Dzunub ‘ala al-Afradi wa asy-Syu’ubi karya Syaikh Abdul Hadi bin Hasan Wahbi rahimahullah cetakan Jum’iyyah as-Siraj al-Munir al-Islamiyyah, Beirut 1429 H, halaman 11-13).
Diterjemahkan Oleh: Mu’adz Mukhadasin
5 Rajab 1434 / 14 Mei 2013
Mahad al-Furqan al-Islamiy, Kalimantan Timur.
www.muadz.com
2 comments
Pingback: Terhalangi dari Ilmu Karena Dosa dan Maksiat – HijrahApp
Pingback: Terhalangi dari Ilmu Karena Dosa dan Maksiat - fitra.dev %