Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah melewati seorang pemuda yang sedang memainkan batu-batu kerikil yang ada di tangannya sembari berkata:
“Ya Allah, nikahkanlah aku dengan bidadari bermata jeli.”
Maka Umar bin Abdul Aziz menoleh kepadanya dan berkata:
“Sejelek-jeleknya Peminang Wanita adalah kamu! Mengapa kamu tidak buang saja batu-batu kerikil itu lalu mengikhlaskan diri berdoa kepada Allah?”
(Al-Hilyah, Abu Na’im [5/278])
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafidzahumallah mengomentari kisah ini seraya berkata:
“Akan tetapi kita dapati fenomena baru di zaman kita ini “batu-batu kerikil” dalam bentuk lain yang senantiasa ada di tangan kebanyakan orang sepanjang waktu mereka. Hati mereka disibukkan dengan serentetan senda gurau dan permainan yang ada di tangannya. (Waktunya) tidak lagi digunakan untuk memperbaiki doa, merendahkan diri kepada Allah, dan meminta kepadaNya.
Dan bagi mereka sangatlah pantas apabila dikatakan:
“Tidakkah lebih baik kamu tutup saja handphone-mu itu, lalu berdoa dengan ikhlas kepada Allah?”.”
Diterjemahkan secara bebas website pribadi dari Syaikh Abdurrazaq al-Badr di: http://al-badr.net/muqolat/4939
Oleh: Muadz Mukhadasin
www.muadz.com